Jejak Kamboja - Bukti Kejam Rezim Khmer Merah, Berkunjung ke Genoside Tuol Sleng dan Ek Choeung 'Killing Field'

Tidak hanya Indonesia yang memiliki sejarah kelam akibat kekejaman Partai Komunis di negara Kamboja pun demikian. Jika di Indonesia kebanyakan korban adalah para Jendral lain halnya di Kamboja korban kebanyakan adalah rakyat sipil mulai dari kalangan profesional seperti Pelajar, Guru, Insinyur, Biarawan, Buruh dan Pejabat Pemerintah pun tak luput dari kekejaman Pol Pot pemimpin tertinggi gerakan Khmer Merah. 

Ada dua peninggalan kekejaman rezim Khmer Merah sekaligus menjadi bukti betapa sadisnya mereka menyiksa dan membunuh ribuan manusia demi melancarkan kengiinannya untuk menjadikan Kamboja sebuah negara komunis. Berkunjung ke Kamboja tidak sah rasanya jika belum berkunjung ke kedua museum bersejarah yaitu Museum Genoside Tuol Sleng atau lebih dikenal dengan S21 dan Museum Ek Choeung 'Killing Field' dimana para korban di bantai dan dikubur secara masal.

Genoside Tuol Sleng
Lokasinya berada di kota Phom Penh berjarak 4 km dari tepi Sungai Mekong, dapat ditempuh menggunakan sepeda, ojek ataupun tuk-tuk. Dulu bangunan ini adalah sebuah sekolah dengan empat gedung bertingkat akan tetapi sejak rezim Pol Pot berkuasa bangunan ini diubah menjadi sebuah penjara sekaligus tempat penyiksaan dan pembataian bagi para korban dari anak kecil hingga orang tua. 

Dengan tiket seharga $3 kita bisa berkeliling melihat bukti sejarah kekejaman rezim Khmer Merah yang berkuasa dari 1975 s.d 1979. Ada empat gedung bertingkat dengan kondisi yang dijaga keasliannya dengan dibiarkan terlihat tua dan penuh aura hitam kelam derita para korban. Memasuki bangunan pertama terdapat beberapa ruang di lantai dasar yang berisi ranjang tua dimana para korban meringkup kesakitan setelah di introgasi dan disiksa dengan berbagai macam siksaan, masih di gedung yang sama kita akan melihat foto para korban yang kebanyakan korban adalah rakyat sipil. 

Tempat korban di introgasi dan disiksa pada rezim Khmer Merah
Gedung 'A' - Tempat Korban di Introgasi dan Disiksa

Ranjang Bekas Korban Meringkup Kesakitan
Kekejaman yang dilakukan oleh Pol Pot dan kawanannya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak usia belasan tahun pun direkrut oleh mereka untuk menjadi anggota diajarkan untuk bertingkah laku kejam dan sadis jika mereka tidak mau melakukan apa yang diperintahkan maka mereka akan dibunuh. 

Foto Para Korban dan Pelaku
Menjejaki bangunan tua tempat dimana banyak orang disiksa dan dibunuh ditambah dengan bukti yang ada tak terbayangkan oleh saya betapa mencekamnya suasana puluhan tahun yang lalu di gedung ini. Jerit tangis korban kesakitan karena siksaan mereka dapatkan mulai dari pukulan serta cambuk aliran listrik hingga badan mereka hangus terbakar.

Keheningan lorong yang bertolak belakang sekali pada tahun 1975-1979 dimana tangisan dan jeritan para korban memecah keheningan malam saat itu
Memasuki bangunan kedua kita akan disuguhi beraneka macam foto korban dan pelaku yang menjadi saksi bagaimana area itu menjadi tempat penyiksaan dan seolah menjadi neraka dunia bagi para korban ketika siksaan mereka dapatkan tanpa belas kasih sama sekali. Tidak terbayang dalam hidup mereka akan meregang nyawa di tangan bangsa sendiri (Khmer) dengan beragam siksaan hingga tidak ada pilihan lain selain bunuh diri atau menahan kesakitan yang akhirnya akan tiba juga ajal menjemput mereka karena berbagai penyakit yang mereka derita. 

Hanya diberi makan berupa satu mangkuk kecil bubur nasi dan sup encer dua kali sehari menjadi santapan harian mereka di dalam penjara. Tidak diperbolehkan berbicara sesama korban dan penjaga meskipun mereka tidur dalam satu ruang tanpa alas dan menunggu untuk di introgasi.

Gedung 'B' berisikan foto para korban dan pelaku sejarah Khmer Merah

Di bangunan ketiga, bangunan rapat tertutup kawat berduri seolah tak boleh ada satu orang pun keluar untuk menghirup udara bebas. Ruang belajar disulap menjadi sebuah penjara terbagi menjadi bilik kecil terpisah oleh batu bata dan kayu. Suasana seram dan mencekam masih terasa ketika memasuki ruangan tersebut, seolah para korban masih berada di bilik kecil bertetiak meminta tolong dengan mengulurkan tangan mereka menunggu pertolongan sebelum mereka menyerah terperangkap dalam keadaan yang tak menguntungkan di bilik kecil gelap bahkan cahaya pun enggan masuk untuk melihat penderitaan para korban.

Bangunan sekolah diubah menjadi penjara berselimut kawat berduri

Bilik Kecil menjadi tempat korban meringkup terpenjara

Turis Asing tampak antusias mengetahui bukti sejarah Bangsa Kmer

Di bangunan keempat kita akan disuguhi bukti bukti kekejaman ketika menyiksa korban dengan berbagai macam peralatan mulai dari palu, gunting, pisau dan alat yang di rancang khusus untuk menyiksa para korban. Ada juga lukisan para korban ketika di introgasi sambil disiksa dengan badan kurus penuh luka memar bahkan tidak sedikit mereka meninggal. Beberapa korban selamat adalah seniman yang selamat karena keahlian mereka dalam bidang seni lukis, mereka diperintahkan untuk melukis pimipinan tertinggi Khmer Merah (Pol Pot) dan melukis beberapa proses penyiksaan sehingga mereka mendapat perlakuan khusus dan selamat. Di bangunan keempat juga terdapat sisa jasad para korban berupa tengkorak dan tulang belulang yang memang sengaja perlihatkan untuk para pengunjung. 

Pengunjung Sedang Membaca Sejarah Kekejaman Rezim Khmer Merah


Tengkorak Korban

No comments:

Post a Comment