8 Jam di Bangkok ... Kemana Aja? (Part 2)

Sebelumnya : 8 Jam di Bangkok ... Kemana aja ? (Part 1)

Grand Palace - Lelah berkeliling di Grand Palace yang cukup luas, sampai tidak sadar kalau sudah dua jam lebih dan kembali lagi di pintu masuk. 

Tujuan selanjutnya adalah Wat Arun yang berada tidak jauh dari Grand Palace hanya selisih satu dermaga. Dari jauh sudah terlihat kuil Wat Arun yang tinggi menjulang di tepi sungai Chao Praya. Dari dermaga N9 menuju dermaga N8 masih sama menggunakan tiket one day pass Chao Praya Boat. Dilanjutkan menyebrangi sungai Chao Praya menggunakan perahu lebih kecil seharga 3THB (Rp.1000), tidak jauh dari dermaga hanya berjalan kaki beberapa meter sampailah saya di Wat Arun.

Dengan tiket masuk sebesar 50THB (Rp.16500), pengunjung dapat masuk dan menaiki salah satu kuil tertinggi untuk melihat pemandangan Sungai Chao Praya dari ketinggian, sebelumnya harus menaiki puluhan curam anak tangga (tidak disarankan untuk ibu hamil atau phobia ketinggian). Dari atas terlihat lalu lalang perahu besar dan kecil membelah aliran sungai Chao Praya yang berwarna coklat kekuningan, ditambah pemandangan kota Bangkok yang tengah membangun kotanya, berkembang dengan bangunan tinggi menjulang tak kalah dengan kuil yang saya naiki ini terlihat dari kejauhan.
"Wat Arun, Bangkok Thailand"
Kuil tertinggi di Wat ArunBangkok - Thailand

"Chao Praya River, Bangkok Thailand"
Pemandangan Sungai Chao Praya dengan latar belakang kota Bangkok Bangkok - Thailand

"Wat Arun, Bangkok Thailand"
Gak cocok buat kamu yang phobia ketinggian :) Bangkok - Thailand
"Wat Arun, Bangkok Thailand"
Pemandangan Sungai Chao Praya dari atas Wat Arun Bangkok - Thailand 

"Wat Arun, Bangkok Thailand"
Wat Arun | Bangkok - Thailand
Ada satu tempat yang cocok untuk melihat pemandangan Wat Arun menjelang senja, dari sebuah penginapan di pinggir Sungai Chao Praya dekat dengan dermaga, melihat pemandangan dari lantai lima, jelas orang Indonesia yang saya temui di Wat Arun. Tapi entah kenapa saya tidak terlalu tertarik untuk melihatnya, sehingga saya lebih memilih menikmati taman yang berada di pinggir sungai sambil beristirahat sejenak.

Duduk di taman sore hari memang menyenangkan, taman yang saya datangi sore itu (entah taman apa namanya) posisinya berada di pinggiran sungai dan tidak jauh dari dermagan N8, lalu lintas kendaraan juga tidak telalu ramai hanya lalu lalang motor dan tuk tuk sesekali melintas. Lapangan dengan rumput hijau pun seolah menggoda saya yang sudah kelelahan untuk membaringkan badan (walaupun tak seindah dengan di hamparan rumput di Sembalun), melepas semua rasa lelah setelah seharian berjalan. Ibarat batere HP yang sudah berwarna merah beberapa menit seketika berubah menjadi hijau kembali.

Badan saya lebih segar setelah istirahat beberapa saat, apalagi di tambah doping sore itu, berupa jajanan pinggir jalan khas Bangkok entah iseng, penasaran atau karena lapar sampai akhirnya membeli segelas teh susu seharga 20THB (Rp.6000) dan makanan ringan sate ayam dan udang seharga 50THB (Rp.15000) sebelum melanjutkan kembali perjalanan. 

Suasana taman sore itu sangat dimanfaatkan oleh warga Bangkok sebagai pelepas penat, banyak kegiatan yang bisa dilakukan seperti bermain dengan anak, membaca, dan berbincang dengan tetangga atau teman, saya pun sepertinya sangat menikmati suasana sore hari itu di taman pinggir sungai. Menjelang malam suasana berubah menjadi lebih berwarna dengan adanya lampu hias warna warni menerangi setiap pohon yang berada di area sekitar taman. 
"Bangkok Street Foods"
Jajanan pinggir jalan yang cukup menggugah selera :P | Bangkok - Thailand

"Garden Chao Praya"
Suasana  taman di pinggir Sungai Chao Praya | Bangkok - Thailand
Selesai isi tenaga dan hari sudah mulai gelap, masih ada satu tempat lagi yang belum saya kunjungi. Sebagai seorang budget traveler atau bahasa kekiniannya 'backpacker' belum lengkap rasanya kalau belum berkunjung ke 'kampung backpakcer' di Bangkok. Di salah satu jalan bernama 'Khao San Road' konon para backpacker dari seluruh dunia yang berkunjung ke Bangkok pasti pernah singgah di tempat ini.

Untuk menuju Khao San Road saya kembali menggunakan tiket perahu one day pass yang masih berlaku ketimbang menggunakan tuktuk sekitar 200 bath. Dari dermaga N8 menuju dermaga N13 sesampainya di N13 tinggal ikuti saja turis asing yang pasti akan menuju ke sana :)

'Dunia malam' sepertinya sudah menjadi hal biasa di daerah ini, di sepanjang jalan dentuman musik berbagai jenis terdengar jelas, sesekali bau bir tercium di sepanjang jalan yang sebagian digunakan untuk makan dan minum. Cemilan ekstrem seperi tarantula dan kalajengking banyak dijajakan, dan beranekan jajanan pinggir jalan lainnya yang tidak menguras kocek kantong. 

Tak heran Khao San Road menjadi tempat persinggahan para budget traveler, karena di tempat ini menawarkan berbagai fasilitas yang disukai turis asing seperti penginapan, restoran, dan hiburan malam dengan harga yang cukup bersahabat.

Salah satu makanan yang saya coba ketika berada di Khao San Road adalah bubur, kali ini tukang buburnya belum naik Haji, karena masih menjual bubur dengan toping daging babi. Dari beraneka macam menu bubur, akhirnya saya jatuhkan pilihan pada menu bubur telur.

"Mas, bubur telurnya satu" ucap saya ke Mas yang melayani sambil nunjukin tulisan bubur telur di menu.

Dengan segara si Mas'nya langsung membuat apa yang saya pesan.

Gak lama datanglah semangkuk bubur dengan porsi besar, memang sepertinya semua porsi yang dijual dalam ukuran besar. Yang bikin saya heran dalam mangkuk itu yang ada cuma bubur tanpa embel-embel apapun. Berbeda sekali dengan bubur yang ada di Indonesia, bubur Thailand yang saya pesan itu tidak ada kacang, daun bawang, kuah kuning seperti bubur di Indonesia. Gak lama saya panggil lagi penjualnya.

"Mas saya pesen bubur telur" sambil nunjukin lagi menu sama tulisannya.

Dibawalah mangkuk bubur saya, tidak lama semangkuk bubur dengan 'telur' sudah berada di atasnya.

"Mas, saya pesen bubur telur, bukan pesen jamu pake telur @@%!^%@!" dalam benak saya ketika melihat semangkuk bubur telur, dengan telur mentah belum diolah, tidak berbeda dengan cara minum jamu tradisional.

Untuk bumbu tambahan seperti cabe kering, kecap dan lada sudah ada di atas meja, tinggal ditabur diatas bubur sesuai dengan selera masing-masing. Harga untuk satu porsi bubur ukuran besar ditambah sebotol air mineral cukup dengan 35THB (Rp.11500). 

Puas melihat 'kampung backpacker' di Khao San Road saya pun memutuskan untuk kembali ke Bandara Don Mueng untuk penerbangan selanjutnya ke Phuket ke esokan pagi.

"Thai Foods, Thai Porridge, Khao San Road"
Bubur Telur Khao San Road :P

4 comments:

  1. Orang Thai suka banget sama raw egg ya xD berkali2 aku nemuin akun insta food thailand pasti raw egg dimana-mana
    Susi

    ReplyDelete
  2. Haiii...
    Mau nanya dong, itu semua tempat yang dikunjungi yang ada di part 1 & 2 total keseluruhan sampai balik lagi ke bandara 8 jam?
    Soalnya aku mau balik ke Jakarta dari krabi transit ke bangkok dulu 7 jam, kira2 keburu nggak ya?
    Ditunggu ya infonya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap kurang lebih sekitar segitu...cukup2 aja kok, asal jangan terlalu banyak destinasinya :)

      Delete
  3. hallo, mas ada pin bb? banyak hal yang ingin saya tanyakan terkait liburan di thailand

    ReplyDelete